Breath
  • Reads 621
  • Votes 18
  • Parts 2
  • Reads 621
  • Votes 18
  • Parts 2
Ongoing, First published Feb 02, 2016
"Aku akan selalu bersamamu sampai kapanpun"
"Aku tak percaya, setiap manusia memiliki titik jenuh dalam kehidupan, apalagi kau memiliki teman sepertiku"
"Oh ayolah, percayalah kata-kataku, jika aku berbohong aku berhutang 1 kotak macaron padamu, bagamana? "
"Setuju"
Ji Woo dan Yong Hwa saling bersahutan atas janji yang dibuat Ji Woo
Setelah itu mereka berdua tertawa lepas
Janji itu akan terus berjalan sampai suatu saat salah satu dari mereka mematahkannya 
-BREATH
All Rights Reserved
Sign up to add Breath to your library and receive updates
or
#362taeny
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
BABY CHANIE cover
antagonis wife  cover
The Best Of Miracle cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Rafa [End💗] cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.