Jakarta, 2000
"Huaaa..... Mama kak Lia jahat" teriak Stefi sambil menangis.
"Yaampun Stefi, tangan kamu kenapa berdarah sayang?" tanya Linda ke anak bungsunya.
"Kak Lia hiks..... tadi dorong aku hiks..... dari belakang hiks....." adu Stefi ke Linda.
"Lia, kenapa kamu dorong Stefi? Apa kamu sengaja pengen adek kamu sakit?" tanya Linda sambil menarik telinga Lia.
"Ampun ma,,,,,,, kakak gak sengaja ma,,, aduh sakit ma,,," ujar Lia ke mamanya.
"Alah jangan banyak alasan kamu, sana masuk ke kamar kamu" Linda mendorong Lia dan masuk ke dalam rumah sambil menggendong Stefi.
Lia hanya meneteskan air matanya, dia iri melihat adeknya yang mendapat perhatian lebih dari kedua orang tuanya. Dari dulu Stefi selalu dimanjakan orang tuanya, padahal mereka hanya beda setahun.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan