"Hallo how are you Helda Triwangsa, do you miss me?". Kalimat awal yang muncul saat kembalinya Helda menginjakkan kaki lagi di Belanda setelah 5 tahun lalu dia mencoba untuk pergi mengobati luka yang tergores oleh mafia hati sang David Doughan. Bayangkan bagaimana saat itu perasaan Helda harus bertemu lagi mafia hatinya di Dreamer Palace, yang saat itu disulap menjadi pameran photograph dengan hampir seluruh objeknya adalah gadis berhijab asli Indonesia tepatnya warga dari kota yang terkenal dengan edukasi, Yogyakarta. "Waalaikum salam...feel bad to see you, stop beeing kind to me!". "Maaf...Assalamualaikum, my inspire please stay with me...longer... can you?" Ayah sudah menyerah pada perjodojan dari buyutku dan membiarkan aku memilih jalan yang kutempuh sendiri. Di sinilah aku sekarang....berdiri di hadapan mafia hati sang David Doughan