"Aku tak bisa marah, berontak, atau meneriakkan ketidak adilan yang diberikannya padaku. Aku hanya bisa diam dan melihat, menerima, dan mengikhlaskan kehidupan yang kujalani. Karena aku hanyalah seorang istri kedua." Kehidupan Sera seakan sudah direncanakan dan tidak tanggung-tanggung Sera langsung menghadapi kenyataan bahwa dia hanyalah Istri kedua yang sangat dibenci oleh suaminya. dia tak dianggap dan tak dipedulikan. seakan dia adalah seonggok daging tak bernyawa. dan Sera hanya dapat menerimanya dengan sabar dan hati terbelah penuh darah mengahadapi perlakuan suami dan istri pertamanya.