Di tengah malam yang sunyi, tampaklah seorang wanita paruh baya berjalan dengan mengiring anaknya, gadis kecil dengan paras yang begitu cantik, memeluk boneka beruang dengan ekspresi polos yang bahagia, mereka melewati jalanan sepi dengan sedikit tergesa, menghampiri gerombolan berpakaian hitam yang berdiri berjejer di antara tiga mobil yang terparkir di jalan Raya.
Wanita itu menyerahkan gadis kecilnya, tidak memperdulikan tangisan sang anak yang ketakutan, tugasnya telah selesai, dan sekarang waktunya menggembalikan apa yang seharusnya, wanita itu pergi setelah mendapat anggukan dari salah satu pria dalam gerombolan, pria dengan seringaian kejamnya, sesaat dia merasa tak tega, namun dia tak mungkin melawan, orang itu berbahaya, dan dia lebih menyanyangi nyawanya, semoga Tuhan melindungimu nak, doa wanita itu, berharap Putrinya baik-baik saja.
Gadis kecil itu kebingungan, dia tak tahu apa yang terjadi, usianya masih tujuh Tahun untuk memahami segalanya, namun di usia semuda itu dia harus menjalani kisah hidup yang menakutkan, di hadapkan dengan berbagai penderitaan, gadis kecil dengan surai hitamnya, berapa banyak pun air mata tak akan mengobati lukanya. Semua bagai sebuah kutukan. Kutukan yang tak akan berakhir dalam waktu dekat. Kau adalah milikku, Boneka yang aku kendalikan sesuka hatiku, ucap laki-laki dalam kegelapan itu, menanamkan perkataan itu dalam benak gadis kecil tak berdosa yang tak tahu apa-apa.
Gagal nikah di hari pernikahan saat melihat tunangannya berciuman dengan pria lain, Yovie memutuskan terjun bebas dari gedung lima tingkat.
Mengetahui fakta bahwa ia memasuki raga seorang protagonis yang akan berakhir mati mengenaskan, Yovie awalnya ingin menghindari alur novel. Tetapi, dewi Fortuna tidak mengizinkan dan terus membuatnya berurusan dengan para tokoh yang tidak dapat dihindarkan.
Bagaimana cara Yovie menghadapi alur yang semakin melenceng dan pemeran utama pria yang semakin terobsesi dengannya?
"Because i'm the protagonist."
•••
(16+)