Dimitri: Kamu percaya sama aku, Jana. Sebisa mungkin aku akan selalu berusaha untuk ada di sisi kamu. Berdoa aja biar kita berdua dikasi umur panjang dan akhirnya kamu bisa jadi milikku sepenuhnya. Sekarang kita sama-sama berjuang. Aku bakal berjuang sekuat tenaga untuk lulus tahun ini dan bisa cepet-cepet balik ke Indonesia dan nemuin kamu. Jadi, untuk sementara waktu, aku minta maaf kalau semua e-mail-mu belum bisa aku bales cepat. Kita sama-sama berjuang ya, Jana. I love you. Jana melempar ponselnya ke sudut kamar. Di tengah sunyinya malam, isak tangisnya pun terdengar amat jelas. Kekecewaan dan kesedihan itu terus menghantuinya setiap malam. "Kamu bohong, Dimi," ujarnya di tengah isak tangis. Sudah lebih dari 2 tahun Dimitri Ryan Pradipta, orang yang paling dicintai Jana, mengecewakannya. Sudah lebih dari 2 tahun pula Jana berusaha untuk melupakannya, namun usahanya selalu gagal. Ada saja yang mengingatkannya. Bukan salah siapa, tapi Jana sendiri yang menyebabkan dirinya terus mengingat Dimi dan kejadian beberapa tahun lalu. Semua orang turut andil dalam membantu Jana untuk melupakan Dimi. Namun semuanya tampak sia-sia. Bahkan, orang yang dari awal kejadian sampai saat ini masih setia menemaninya pun tidak bisa mengembalikan Jana yang dulu. Dan memang benar, ketika seseorang bisa menulis 'hahaha' tanpa benar-benar tertawa, ia juga bisa menulis, 'I love you' tanpa benar-benar memaknainya. Semua kalimat 'I love you' diakhir pesan singkat Dimi berarti segalanya bagi Jana, namun tidak bagi Dimi. Jika Dimi memang benar-benar memaknainya, ia tidak akan mengecewakan Jana dengan cara seperti itu. Perjalanan cinta yang sangat klise. Namun, percayalah. Bagi mereka yang mengalaminya, kejadian ini sangat menyakitkan.