Ketika aku tersadar bahwa aku bukan hanya seorang freak di tengah-tengah kumpulan remaja Amerika, sudah terlalu jauh aku tersesat pada dunia buatanku. Hidup di bawah bayang-bayang aura, musik dan kehidupan orang lain adalah sesuatu yang sangat berat untuk dijalani. Dan ketika Tuhan mengabulkan doaku untuk segera menarikku dari dunia, dia malah memberikan sebuah takdir yang bahkan tak pernah berani terpintas dalam benakku. Memaksaku untuk percaya dan melakukan hal lebih daripada gerutuanku selama ini. Dan semuanya bermula dari pria bermata biru.