Kehidupan Airin yang biasa-biasa aja, normal, lurus kayak kali deres, mendadak berguncang seratus delapan puluh derajat setelah kepulangan kedua orangtuanya dari Yogyakarta. Kepulangan yang semula ditunggu dengan segudang rindu, mendadak amblas tak berbekas. Kabar yang dibawa Ibu dan Bapak meluluh-lantakkan kehidupan Airin dalam sepersekian detik, mengubahnya seperti serial drama yang sering ditontonnya di tivi.
"Kami sekeluarga sepakat ngejodohin kamu, Nduk, sama anak sodara jauhnya Eyang Putri. Bulan depan, keluarga calon suamimu mau ketemu sama kamu. Kamu harus dandan yang cantik, ya, biar lamarannya ndak dibatalin."
Airin merasa sedang bermimpi ketika mendengarnya. Di jaman modern yang serba berteknologi ini, tradisi kuno setipe 'perjodohan' ternyata masih ampuh memantrai elitenya kehidupan dan mendoktrin bahwa pernikahan berlandaskan perjodohan adalah jalan paling bagus menjauhi perceraian.
"Anak muda jaman sekarang itu ndak becus cari pasangan, yang ada malah kawin-cerai kayak selebriti. Pernikahan karena perjodohan lebih awet, bisa sampe kakek-nenek. Ibu sama Bapakmu juga nikah karena perjodohan."
Dan seolah belum cukup, Airin menemukan calon suaminya adalah sosok yang paling ia hindari di kampus. Sosok lebih dari menyebalkan yang nggak lain adalah dosen pembimbing akademiknya sendiri, dosen pelit nilai yang kalemnya keterlaluan. Dan parahnya, dosen itu juga adalah dosen pembimbing skripsinya!
Lengkap sudah! Airin merasa lebih baik terserap ke dalam perut bumi ketimbang harus menghabiskan sisa hidup bersama lelaki yang paling ingin ia jauhi.
"Ya Allah, tolong Airin, ya, Allah..."
[PINK WEDDING | original fiksi oleh : ©jasendradee 2016]All Rights Reserved