Gadis itu mempunyai garis takdir yang rumit, serumit orang nya. Dia yang dikenal ceria oleh mata orang lain, belum tentu seceria itu dihatinya sendiri. Akankah dia hanya melukiskan senyum di bibirnya , walaupun dia tau semakin lebar senyumnya, semakin lebar luka hatinya. Gadis itu baru 16 tahun. Dan Apakah Tuhan setega itu memberinya luka yang begitu pahit? Dia punya trauma. Dia punya kelainan psikologis. Tapi, teganya Tuhan padanya yang tak memberikan sandaran yang hangat padanya. Menyiksa. Menyakitkan. Ya, kenyataan hidupnya selalu membawa penyiksaan sendiri diri nya. Gadis itu sudah mencoba tegar, tapi apa daya ketika hatinya seperti dandellion yang juga bisa rapuh, terbang hanya dengan satu tiupan saja. Hingga dia dipertemukan takdir. Melepas? atau Menggenggam erat?