Tita benci warna oranye. Tepatnya apa yang ia benci soal warna oranye juga masih kurang jelas. Menurutnya, warna itu terlalu cerah mencolok di mata Tita. Belum lagi warna oranye mengingatkannya akan api di masa lalunya. Api berwarna oranye kemerahan yang panas dan membara. Tita juga benci api. Titik. Jadi ketika tiba di sebuah kantor untuk memenuhi panggilan wawancara kerja, saat Tita memandang ruang bercat oranye jelek yang mendekorasi interiornya, Tita tahu ini bukan pertanda baik. Bagaimana bisa jadi pertanda baik bila hal yang dibencinya tertempel nyata di setiap dinding tempat itu? Lebih-lebih, ketika lelaki berseragam oranye (yang tampaknya warna resmi perusahaan) keluar dan memanggil nama Tita, campuran ekspresi dingin dan masam di wajahnya bisa jadi merupakan alasan baik untuk mempersiapkan diri menghadapi masalah-masalah yang akan menimpa Tita. Siapa lelaki itu? Apa yang akan terjadi pada Tita di ruang bercat oranye yang selalu dibencinya?
3 parts