Seoul, 23 Mei 2000
Aku telah lahir di dunia ini, diberi nama Yeunsa oleh ibuku. Aku sangat kagum padanya, mengingat aku dilahirkan dengan cara normal walau harus mempertaruhkan nyawanya. Aku menyayanginya, sangat.
Selesai mencatat buku diari, aku menuju kamar mandi untuk bersiap siap. Yap, ini adalah hari pertama aku sekolah, setelah aku lulus dari SMP maka aku harus melanjutkannya ke SMA. Tak lupa juga aku membangunkan adikku dulu, namanya Chaeyeon. Astaga, ia susah sekali ku bangunkan.
"Hey, bangunlah! Woy!", seperti biasa aku memeluknya dulu baru ia bangun, tapi tak bangun juga.
"Alah, masih jam 5. Sebentar saja...", mudahnya dia bilang begitu padaku padahal aku hampir terlambat.
"Cepatlah!", kakakku marah marah karena kesusahan membangunkannya. Selalu saja.
"Ah iya..."
Aku menarik adikku dan jatuh. Ia juga lulus sepertiku, hanya saja lulus SD. Tapi sikapnya yang menyebalkan membuatku kesal, walau ia adikku yang harus ku sayang.
Selesai membersihkan diri, aku dan adikku makan bersama. Oh ya, aku anak kedua dan adikku ini anak bungsu dari keluargaku. Aku harus mengalah setiap ia berbuat salah, kalau tidak bisa bisa rumah hancur dibuatnya. Walau begitu, aku tetap menyayanginya. Sampai tak sadar aku tersenyum melihatnya makan.
"Ngapain kau senyum senyum begitu, huh?"
"Ge-er banget sih kamu. Aku hanya membayangkan seseorang yang..."
"Idola lagi? Sudah ku duga. Kita hidup di dunia nyata, bukan fantasi. Makanya jangan kebanyakan nonton drama"
"Ah sudah sudah, sekarang berangkat sekolah ya. Ayo ayo"
Mamaku menenangkan adikku dan aku berangkat ke sekolah bersama kakakku.
NB : Berdasarkan cerita nyata, hanya nama dan tempat disamarkan.