Berawal Dari Sandiwara
  • Reads 1,441
  • Votes 62
  • Parts 9
  • Reads 1,441
  • Votes 62
  • Parts 9
Ongoing, First published Mar 01, 2016
Ada seorang gadis cantik yang bernama Prilly Latuconsina. Gadis ini memang cantik namun hanya saja penampilannya yang kelihatan terlalu rapi istilah anak jaman sekarang cupu. Ya,pada saat dia ke kampus dia selalu berpenampilan terlalu rapi contohnya dia memakai kemaja lengan panjang dan rok panjang hitam , dimana kemejanya itu ia masukkan ke dalam roknya dan tak lupa rambutnya yang ia kuncir dua beserta kacamata bulatnya dan pulpen beserta buku kecil yg selalu ia bawa dan tidak pernah ia lupa. Di kampus juga ada Pria yang bisa di bilang pria idaman di kampus bagaimana tidak pria ini sangatlah tampan badannya yg tidak tinggi ataupun pendek,dan juga alis tebal beserta bulu mata yang tebal dan lentik. Pria ini bernama Aliando Syarief temannya sering memanggilnya Ali. Tetapi kalau Prilly memanggilnya buncit sebab perutnya yang buncit. Biarpun perut Ali buncit tetap saja banyak perempuan di kampus yang mengagumi Ali.
All Rights Reserved
Sign up to add Berawal Dari Sandiwara to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Qonsequences cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
Little Dumplings cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Fiction -sungjake✔ cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.