"Gue bingung, sometimes I feel like we are friends. Sometimes I feel like we are more then friends. And sometimes I feel like I have never know you at all." Ara menarik nafasnya dalam-dalam. Sebelum kembali melanjutkan "gue capek Val! gue capek jadi bahan bercandaan lo! gue bukan bahan pelampiasan yang bisa lo mainin kapan aja lo mau!" "Ra-" "Please, " ucap Eval lagi sambil memegang wajah Ara agar ia dapat melihat wajah yang di penuhi air mata itu. "Gue tau gue brengsek, tapi nggak selamanya gue jadi orang brengsek Ra, sekarang, gue butuh kesempatan kedua. Gue butuh kepercayaan lo lagi. Apa lo bisa percaya lagi sama gue?" "apa lo pernah denger "saat ada seseorang yang benar-benar mencintaimu, cintailah ia kembali pada saat itu juga. Karena tak selamanya rasa itu abadi, rasa itu bisa terurai kapan saja. Dan jangan menyesal jika kau ingin membalas cintanya, rasa itu telah hilang karena rasa itu akan memudar seiring kekecewaan yang datang secara bersamaan." itu yang gue rasain sekarang Val. Rasa sayang gue ke lo itu udah ngga ada! Semuanya udah mati! Dan lo yang bikin semuanya mati!"