Yongseo - Guardian Angel
  • Reads 7,623
  • Votes 565
  • Parts 11
  • Reads 7,623
  • Votes 565
  • Parts 11
Complete, First published Mar 18, 2016
Gadis itu bernama Seohyun.  Tidak ada yang istimewa dari penampilannya.  Rambut panjangnya lebih sering diikat kebelakang, poni ke arah depan, dan sebuah kacamata tebal yang tak pernah lepas menemani penampilannya.  
Deskripsi sempurna yang membuat siapapun yang melihatnya akan memanggilnya dengan sebutan "culun".  Mungkin hal itulah yang akhirnya membuat anak-anak satu sekolah sering menjadikan Seohyun sebagai korban bully-an mereka, seperti hari ini.
All Rights Reserved
Sign up to add Yongseo - Guardian Angel to your library and receive updates
or
#43yongseo
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
SABDA TITAH (selesai) cover
Kesayangan Bunda cover
Walaupun [END] cover
BABY CHANIE cover
Rumor [Umga] • Selesai cover
Untukmu, Arah Temu. cover
MENJADI BABY SITTER  cover
DESTINY (TAMAT✅) cover
Mijn Schat (Van Dedrick) cover
MPREG NCT cover

SABDA TITAH (selesai)

44 parts Complete

Aku, Titah Cinta. Panggung demi panggung adalah duniaku, penuh tantangan yang harus kuhadapi tanpa ragu. Sebagai penyanyi aku terbiasa berdiri dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri di bawah sorot lampu. Aku juga terlatih menghadapi banyak tatapan memuja yang membuatku selalu berusaha jadi sosok sempurna. Untuk itu, aku punya seseorang yang selalu membantu. Dia, Sabda Rindu, manajerku yang tujuh tahun lebih tua. Sabda selalu hadir dengan pandangan hidup yang berbeda, penuh rencana dan perhitungan yang terstruktur. Kata-katanya yang tegas anehnya bisa menenangkanku. Dia adalah kompas dalam hidupku, penunjuk arah yang membuatku teguh melangkah. Dan tanpa kusadari, aku mulai terpikat oleh caranya melihat dunia. Namun, perasaan ini membuatku bingung. Haruskah aku memperjuangkannya, meskipun aku tahu risikonya besar? Ataukah aku harus membunuh perasaan ini sebelum tumbuh lebih dalam? Sementara itu, Sabda malah memilih mengejar mimpi idealisnya. Ia pergi, meninggalkanku di persimpangan yang penuh kebimbangan, antara cinta dan profesionalisme. Saat cinta dan ambisi saling bertabrakan, aku hanya bisa bertanya-tanya, bisakah aku dan Sabda menemukan jalan untuk bersama? Ataukah kami harus menerima kenyataan bahwa terkadang, hidup membawa kami ke arah yang berbeda?