Untukmu
  • Reads 40
  • Votes 2
  • Parts 1
  • Reads 40
  • Votes 2
  • Parts 1
Ongoing, First published Mar 19, 2016
Bukan pada sehelai kertas memang, namun sebait puisi telah kusemat pada lembaran hatimu. Jauh hari sebelum sapa melilit tanya-tanya rindu tanpa titik. 
Kusauk air tujuh estuari menjadi tinta, lalu kupetik kembang-kembang di atas lima benua; menguntainya pada bait-bait, yang kelak menjelma di puncak kasih antara kita.
Di bawah kaki senja, kala penatmu bersandar manja pada bahuku. Begitu juga aku, menyeka ampas hari pada bidang dadamu.  
Kuucap, "Aku tak mau lagi meneguk romantisme susu fantasi, sebab akar rindu kian menancap di bumi."
Akhirnya, dalam desahan napas panjang, kau sibak rambutku. "Sayang, tidakkah imajinasi sebab saat ini kita mengukir hari pada lidah waktu yang tersisa?"
Laksana sepasang terompah yang tengah menapaki kepulauan debu. Kadangkala terpuruk dalam kubangan lumpur, lalu menjejak pada gersangnya kerikil di matamu. Wujud untaian kesetiaan terlahir dari janin penuh cinta, berselancar dalam segenggam damai, kau juga aku.
Dulu. 
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Untukmu to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Hantu Tampan Nakal cover
Love In The Purple Sea cover
Transmigrasi Seksi Bumil  cover
Abigel of Scandal cover
OBSESSED (21+) cover
Dark Love cover
Enervate (Selesai)  cover
In The Name of Marriage Contract cover
Hyper cover
Double Trouble cover

Hantu Tampan Nakal

49 parts Ongoing

#Dewasa