"Mahacintabrata" adalah serial novel modern bagi penyuka wayang atau siapa pun yang ingin tahu tentang seni warisan budayawan Indonesia ini. Kisah pewayangan akan diceritakan dengan bahasa yang sangat menarik dan mudah dicerna, sehingga membuat pembaca ketagihan dan penasaran akan cerita selanjutnya tanpa takut terjebak pada plot yang membosankan seperti membaca buku sejarah. Sebenarnya cerita wayang seperti Mahabharata dan Ramayana itu sangat keren, namun karena banyak penulisan kisahnya masih tradisional sehingga membingungkan pembaca yang kurang mengerti jalan cerita atau latar belakang kejadian. Di dalam "Mahacintabrata", penulisan kisah pewayangan dikembangkan ke dunia penulisan roman dan drama modern agar lebih mudah disukai. Mahacintabrata Sukma Wicara adalah sebuah novel roman & drama modern kisah pewayangan yang berlatar kisah Mahabharata tentang para tokoh leluhur Pandawa, seperti Bisma, Setyawati, Pandu, Kunti, dll. Dan sebagai gebrakan awal tokoh yang diangkat dalam "Mahacintabrata" adalah seseorang paling sentral sepanjang kisah Mahabharata dari awal sampai akhir peperangan besar Bharatayudha. Seorang tokoh yang membangun keturunan Bharata, mengasuhnya, menjaganya, membesarkannya, mendidiknya, melindunginya, hingga memperjuangkan dan membelanya sampai titik darah penghabisan. Dan bahkan demi kecintaan dan rasa sayangnya dia bersumpah tidak akan mencintai siapa pun untuk dirinya sendiri demi mencegah kemungkinan keturunannya merebut hak keturunan Bharata! Dialah Resi Bisma Dewabrata, kakek dari Pandawa dan Kurawa. Bisma Dewabrata, panglima Hastina yang sakti ini bersumpah tidak akan mencintai seseorang sepanjang hidupnya. Muncul seorang putri, Amba yang bisa menggoyah keteguhannya. Permasalahan tahta Hastina berlanjut saat tiga pangeran keponakan Bisma, yaitu Dasarata yang bermata buta, Pandu yang cacat dan Widura yang pincang, harus berebut cinta antara tiga orang putri, yaitu Kunti, Madrim dan Gandari.
19 parts