My Teacher Oppa
  • Reads 211
  • Votes 19
  • Parts 3
  • Reads 211
  • Votes 19
  • Parts 3
Complete, First published Mar 30, 2016
"Oppa sering melakukan ini?"

"Ya. Aku suka melakukan ini setiap aku sedih. Aku hanya berharap semoga dia membaca surat ini." ucap Oppa.

"Apa mungkin dia membacanya Oppa?"

"Mana aku tau, ya aku hanya berharap saja."

"Aku juga mau Oppa.. Tapi.. Ah, itu dia botol nya."

Segera aku mengambil botol tersebut dan setelah itu mengambil kertas untuk menuliskan harapanku dikertas itu.

"Sudaaah.." ucapku senang dan kembali berdiri menghadap lautan.

"Aku harap ini akan terjadi di kemudian hari."

Setelah itu aku melempar jauh-jauh kertas yang sudah ada di dalam botol tersebut.

"Kau berharap apa?" tanya Oppa kepadaku.

"Itu rahasiaku dong. Nanti juga Oppa tau sendiri." jawabku dan dibalas dengan senyuman diwajahnya.

Eh, Kenapa dengan senyumannya? Senyuman yang seakan dibuatnya. Ya, seperti orang yang terpaksa harus senyum. Senyuman yang pernah ditujukannya kepadaku dulu.

BRUUK.

Refleks, aku segera menangkap Oppa yang sudah jatuh di atas pasir putih. Kenapa ini harus terulang lagi?

_ _
All Rights Reserved
Sign up to add My Teacher Oppa to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Argavanil cover
VANILA ANASTASIA [ SEGERA TERBIT ] cover
Transmigrasi Queen Antagonis  cover
ERLAN PANDU WINATA cover
Mr. Stewart and His bodyguard  cover
 ARGALA cover
ALGRAREZ || The Devil Husband cover
My Maid 21+ cover
CAMELIA [END] cover
Kilian [END] cover

Argavanil

41 parts Ongoing

Argavanil atau kerap dipanggil Arga adalah sosok anak remaja nakal, dan hobby balapan motor. Dibalik kenakalannya, Arga memiliki segudang prestasi dalam bidang akademik maupun non akademik. Hidup sendiri membuatnya hidup bebas tanpa kekangan atau aturan apapun. Hingga suatu ketika kehidupan tenang Arga tergangu dengan datangnya keluarga kandungnya yang telah lama Arga tinggalkan dan lupakan. "Pulang sekarang!" "Gak ada orang asing yang berhak ngatur kehidupan gue!" "Sayangnya kami bukan orang asing, kamu tidak lupakan, jika kami adalah keluarga kandungmu." "Sialan!"