[17+]
Anak itu datang dengan manisnya, membawa sebuah koper misterius yang selalu menyertainya.
Awalnya kupikir ia bisa mengisi hari-hari sepiku. Tetapi tidak, tidak sedikit pun. Ia hanya menghancurkan semua hidupku, menambahnya semakin suram. Ditambah, apa yang ia ucapkan selalu terasa benar di otakku.
Dia memukulku, kemudian mendorongku hingga terhempas keras ke lantai, mengeluarkan darah dari tubuhku. Yang terakhir, dia memaksaku bermain sebuah permainan bersama seseorang ... yang ternyata ... bukan 'orang itu' yang selama ini ia maksud.
Siapakah 'orang itu'?
Apakah aku akan bermain bersamanya dengan tawa bahagia?
Atau ... aku tidak bisa lagi, melihat hidupku untuk satu jam ke depan?
Peraturan Shiro!
- Dilarang mengcopy sebagian atau seluruh cerita ini atau kau akan mati di tanganku.
- Berkomentarlah secara bijak, gunakan jarimu sepintar mungkin.
- Belum 15 tahun? Nekad baca? Nggak masalah, tapi efek tidak ditanggung penulis.
- Cuma pingin menjelekkan cerita ini? Mending jangan baca.
- Bersikaplah sopan, kau bukan anak-anak lagi.
Highest #16 in mystery/thriller (06 Februari 2017)
Cover by : DKiroshii_
Selesai 01 Januari 2017
Apakah kita memiliki hak untuk mengakhiri hidup kita sendiri?
Tingkat kematian yang meningkat secara mencurigakan pada pasien terminal meninggalkan jejak keraguan yang tak terhapuskan di pikiran Pol. Cap. Wasan. Ibunya, yang baru saja meninggal dunia hanya beberapa hari sebelum ia tiba di kampung halamannya, mungkin menjadi salah satu korban dari kejadian ini.
Guntapat, seorang dokter paliatif yang telah merawat ibu Wasan di hari-hari terakhirnya, menjadi orang yang merawat hati putranya di hari-hari sedihnya juga. Ketika hubungan mereka semakin dalam, misteri itu berangsur-angsur terungkap dan setiap petunjuk dalam kasus ini mengarah ke Guntapat. Bagaimana Wasan bisa menerobos dilema ini dan mempercayai kekasihnya dengan sepenuh hati?
Original Novel Story By Sammon