Masalah yang dihadapi Syifa bagaikan benang kusut, yang tidak Syifa ketahui ujung pangkalnya. Satu persatu yang mengisi hidupnya melenggang begitu saja, membiarkan Syifa dengan segenggam benang kusut di tangan. Hingga, seseorang hadir, menawarkan diri agar mengurai benang tersebut bersama-sama. Namun sebuah fakta datang dan mengejutkan Syifa. Ia dilanda kebingungan. Akankah benang yang ada digenggaman Syifa bisa terurai? Atau justru, Syifa harus pasrah dan menyerah membiarkan gumpalan benang tersebut jatuh terkulai?