"ve, assalamualaikum ukhti... " sapa mbak dian saat berpapasan denganku di koridor ruang dosen. Aku habis menaruh absen di ruang secretariat, dan berniat sholat di musholla. Kuhentikan langkahku dan membalas salamnya. "waalaikumsalam wr wb... ada apa mbak?" jawabku "ini ve, aku mau ngasih undangan pernikahanku. Diusahakan datang ya dek.. " kata mbak dian sambil menyerahkan undangan merah jambu "makasih mbak... sama siapa mbak?" tanyaku sembali menerima undangan itu. Mbak dian tidak pernah terlihat dekat dengan lelaki manapun, seperti halnya dengan ukhti2 kampus yang lain. "lihat saja di undangan dek, mbak yakin kok ve kenal dengan beliau. Mbak pergi dulu ya ve.. ada kuliah" pamit mbak dian "iya mbak.. hati2.."kataku 'iya, makasih ya ve. Wassalamualaikum wr wb.. " salam mbak dian "waalaikumsalam wr wb" sahutku. Kubawa undangan merah jambu itu duduk di depan ruang secretariat, kubuka undangan itu, dan kubaca tulisannya di tengah undangan. Arya Wicaksana dan Dian Permata Putri Mas arya? Deg!! Kaget aku membacanya, aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi nina, adik kelasku kalau dia tahu mas arya akan menikah dalam waktu dekat ini. Aku masih ingat betul bagaimana nina dengan malu2 mengatakan bahwa ia mempunyai desiran pada mas arya, kakak kelasku, seangkatan dengan mbak dian.All Rights Reserved
1 part