Aku terus menerima surat itu. Surat yang selalu kutemu di laci tepat pukul tujuh. Setiap hari, tak pernah berhenti. Selalu ada kata cinta dalam surat itu. Betapa kurasa semakin suka ketika terus membaca surat itu. Kalimatnya, seakan tak pernah bisa kutinggalkan. Tiap kata, kalimat, dan paragraf mataku tak pernah bisa berpaling. Kalimat puitis yang terus mengalir, tanpa titik.... Betapa membuat bergetar dan berdebar... Ya, hari ini, aku akan membaca surat keseribunya.... Tapi, ternyata... Apakah ini surat terakhirnya?
3 parts