"Di atas darah yang mengalir, tanda itu akan membara.
Dan kekacauan besar akan menjadi yang selanjutnya.
Lebih dari satu nyawa akan terenggut demi dia."
Coba tebak, apa yang dibutuhkan untuk memutarbalikkan kehidupan seseorang? Sebuah lukisan. Hanya sebuah lukisan.
Kehidupan Darren berubah seketika dari kehidupan normal yang nyaris membosankan menjadi kehidupan paling bermasalah dan berbahaya yang bisa orang-orang harapkan (jika ada orang yang cukup bodoh untuk berharap demikian). Dia tersedot ke dalam sebuah lukisan, bertemu dengan remaja laki-laki tukang perintah, dan mengetahui kebenaran tentang keberadaan dunia lain bernama Ethra. Dia juga bertarung melawan makhluk yang seharusnya cuma ada dalam mitologi. Dia hampir tewas (terima kasih kepada Tuhan, ada ruang antara "dia" dan "tewas" bagi Darren untuk menyelipkan kata "hampir"). Tapi, kemudian Tuhan membalas "sama-sama" dengan mempertemukan Darren dengan mayat yang bicara soal darah, kekacauan, dan sebuah tanda.
Bagi Darren, apa yang diucapkan oleh si mayat sama sekali tidak masuk akal. Namun, bagi para officio, apa yang diucapkan adalah bagian dari sebuah ramalan. Dan berkat ucapan tak masuk akal itu, Darren harus dilempar ke hanya-Tuhan-yang-tahu-ke-mana sendirian untuk membuktikan bahwa dia tidak berbahaya.
Semua kesialan yang menimpanya membuat Darren berharap dia bisa memutar ulang waktu, tidur sepanjang hari di Sabtu yang tenang, dan menolak pergi ke galeri lukisan meski itu berarti dia harus menghadapi murka ibunya, yang sama sekali bukan apa-apa dibanding takdir besar yang sedang menunggunya untuk digenapkan.
Dalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka.
Peony, yang namanya sama dengan tokoh tersebut, hidup kembali sebagai Peony dalam novel Aggressive dan memilih untuk mati lebih awal daripada harus menjadi budak Kaisar yang ujung-ujungnya akan tetap mati juga.
Hanya saja Peony takut bunuh diri sehingga yang dia lakukan adalah mengganggu Kaisar Khezar agar Kaisar marah dan langsung membunuhnya.
Tapi ...,
"Yang Mulia, tolong bunuh aku!" teriak Peony. "Bunuh saja aku!"
"Apa kau bilang? Cium?" Kembali Khezar mendaratkan ciuman singkat di bibir Peony setelah beberapa ciuman sebelumnya. "Sudah. Mau lagi, hm?"
Bukankah Kaisar Khezar benar-benar gila?
@kandthinkabout