Bagaimana jika cinta datang di waktu yang tidak tepat, berlabuh pada seseorang yang sama, atau bahkan takdir tidak tertulis untuk bersama?
***************
"For the name I mentioned, please come to the yard right now and quickly. I call you until ten! One! Two!"
Suara lantang itu terdengar bagaikan tiupan sangkakala bagi Latifah, namanya baru saja disebutkan oleh salah satu anggota bahasa di pondok pesantren tempat ia belajar. Ia langsung memakai kerudung di kepalanya, tanpa memperdulikan rambutnya yang masih basah.
Beberapa santriwati pun terlihat terburu buru untuk menuju lapangan sekolah yang berada di depan asrama putri. Mereka tak mau mengambil resiko untuk mendapat hukuman lebih banyak lagi.
"Ih, aku mah capek kena punishment bahasa terus, siapa sih yang nyatet aku?!" keluh Latifah ditengah perjalanannya.
"Use english language, please! kalo ada yang dengar gimana?" ujar Alifia, teman sekamar sekaligus teman sekelas Latifah.
Saat Latifah sudah berdiri di tengah lapangan bersama dengan teman temannya yang juga mendapatkan hukuman, mata Luthfi tak henti hentinya melihat Latifah yang berdiri dengan wajah kesalnya, dari lantai atas kelas.
"Always get punishment, dear" gumam Luthfi seraya menggeleng gelengkan kepalanya, melihat adik perempuannya selalu menjadi queen of language di setiap harinya.
~Tidak mematuhi peraturan, tidak membuatmu nyaman~
[WARNING!] Cerita ini mengandung kata-kata kasar, umpatan, perkelahian, alkohol.
Bryan Davidson memiliki prinsip hidup kebebasan, baginya Balapan Liar, Clubbing dan Mabuk adalah kehidupannya. Takdir mempertemukannya dengan wanita bercadar bernama Zeliya Khayria, wanita solehah yang memiliki prinsip bertentangan dengannya. Wanita itu masuk ke dalam hidupnya demi meruntuhkan nilai yang selama ini dipegangnya, mampukah Bryan mempertahankannya?
Bagaimana kelanjutan kisah Bryan dan Zeliya?
Jangan lupa Follow authornya hehe. Selamat membaca dan semoga bisa ambil pelajaran dari kisah ini ya.