Lia menyukai bunga matahari, karena bunga matahari mengingatkannya pada mendiang ayahnya, mataharinya.
"Bunga matahari selalu mengikuti arah datangnya matahari. Sifat bunga matahari ini memberi arti kesetiaan dan ketaatan pada kodrat seseorang tanpa ada protes. Jadi, apapun takdir Tuhan untuk Lia, Lia harus tetap tegar dan selalu tersenyum."
"Bunga matahari itu indah, karena warna kuningnya melambangkan kegembiraan dan kebahagiaan. Jadi, kalau Lia ingin cantik dan indah, Lia harus menjadi anak yang ceria, dia tidak boleh bersedih lagi. Janji?" Lia kecil tidak begitu paham dengan perkataan ayahnya, namun satu hal yang diingatnya adalah ayahnya berjanji akan menjadi anak yang ceria.
Namun, sejak pernikahan itu, kengerian, keegoisan, dan penderitaan mendominasi dirinya. Keceriaannya memudar, seiring layunya bunga matahari. Bunga matahari memang sudah layu, namun bukan berarti dia tidak bisa menanam yang baru. Dan satu hal yang harus ia pahami, pupuk akan membantunya tetap subur. Pada dasarnya semua manusia itu baik. Kenangan buruk di masa lalu, serta penderitaan bisa mengubah seseorang menjadi pribadi yang egois. Dalam sebuah cerita rasanya sangat pas jika tokoh utamanya baik, namun tidak selalu tokoh utama adalah protagonis, karena pada kenyataannya tidak ada manusia yang sempurna. .
SELAMAT MEMBACA...
pemuda manipulatif yang bertransmigrasi jiwa ketubuh remaja berandalan yang dibenci orang-orang.
BUKAN BL! Full revisi beberapa alur dan karakter terubah, disarankan membaca ulang.