Kesendirian ini mencekik dan hampir membunuhku
Menabur garam di luka yang tak kunjung pulih
Merobek paksa lubang menganga di dada
Tik,tik,tik... hanya nada jarum jam berharmonisasi
Tik, tik, tik... memanggil seseorang untuk kembali
Tak ada yang terjadi, semuanya masih sama
Bersama kesendirian yang kian membayang
Suasana di lantai 4 itu kembali sunyi, tidak ada suara kehidupan apapun yang bisa terdengar. Lagi-lagi hanya suara mesin yang menjadi latar suara setiap malam di rumah sakit ini. Begitu juga dengan kamar 702, setiap malam dan setiap harinya hampir tidak pernah terjadi apa-apa. Hanya seorang gadis yang tergeletak lemah di ranjang, tidak ada yang menemani gadis itu setiap malam melainkan hanya suara monoton mesin dan berbagai selang di setiap lobang tubuhnya.
Percayalah, tidak ada yang terjadi. Setiap harinya, setiap minggunya, bahkan setiap bulannya. Gadis itu tetap koma, gadis itu tetap sendirian. Gadis itu seakan menikmati setiap mimpi dalam tidurnya.
As Dallas and Drayton navigate life in the spotlight, Spencer is navigating intense feelings for Nathan - her best friend's brother.
*****
Dallas and Drayton are planning their wedding, talking babies and learning how to navigate life in LA now that Drayton is a hotshot football player in the big leagues. Meanwhile, Spencer and Nathan are back at home in Colorado, coming to terms with their feelings for one another and learning how to co-parent with Grayson, the father of Spencer's daughter. Will the realities of adult life strengthen them - or will their relationships break?
[Sequel to The QB Bad Boy and Me]
[[word count: 150,000-200,000 words]]