Katanya, aku genius dan hidupku kelewat serius. Padahal aku tidak merasa seperti itu.
Oke, aku memang pernah menggelar pentas tunggal dari drama Shakespeare yang semua dialognya kuubah sendiri jadi bahasa Jawa waktu aku kelas lima SD.
Waktu kelas empat SD, aku selesai menghafal seluruh isi KBBI.
Aku bisa berbicara dalam bahasa Sansekerta dan memahami isi prasasti semudah orang-orang memahami isi majalah.
Koleksi piala dan medali olimpiadeku (baik akademik maupun non-akademik) mungkin lebih banyak dari jumlah perempuan yang dilirik Zeus.
Aku masih kelas sepuluh, tapi aku sudah iseng-iseng ikut beberapa TO SBMPTN, dan dapat nilai paling tinggi di antara anak-anak kelas dua belas.
Dan banyak hal lainnya.
Tapi menurutku, masih banyak hal yang belum kulakukan. Dan aku selalu merasa tidak puas kalau belum mencoba hal baru. Aku selalu penasaran.
Namun, tidak pernah terpikirkan olehku, bahwa suatu hari, akan ada seseorang yang berkata bahwa aku harus mencoba jadi cewek normal. Jangan terlalu serius. Katanya, jadi remaja normal itu asyik.
Nah, sudah kubilang kan, aku selalu penasaran?
---
#10 in Teen Fiction [23/07/16]
[cover by me + prohngs lol]
[SUDAH BISA PRE-ORDER]
Namanya Auriga Arsa.
Aku tidak tahu apapun tentangnya selain bahwa ia suka kopi hitam. Aku bahkan tidak tahu wajahnya seperti apa. Pesanan kopi atas namanya selalu datang ke kafe tempatku bekerja, hari Rabu pukul 5 sore. Namun, ia tak pernah datang sendiri untuk mengambilnya.
Itu sebabnya setiap kali aku berteriak,
"Atas nama Auriga Arsa!"
Aku tidak tahu Auriga suatu hari akan benar-benar datang dengan rentetan cerita yang tidak pernah aku tahu ada.