Rasa Yang Sempat Terpendam

"Oke Nona Sinta terhormat, sekarang anda menang dalam taruhan kita, jadi apa mau anda"
"Baiklah Tuan Rangga yang ganteng dan terhormat, karena saya menang dalam taruhan ini, saya menginginkan sesuatu dari anda"
"Hmm, oke, silahkan sebutkan apa keinginan anda"
"Nikahilah saya sesuai janji anda terhadap saya satu tahun silam"
"Oh, hanya itu saja, tidak yang lebih"
"Mm, untuk saat ini itu saja"
"Baiklah, saya akan menikahi anda secepat mungkin supaya tidak keduluan orang lain"
"Ck, anda takut jika saya diambil orang lain"
Rangga mendekat menatap perempuannya lekat-lekat. Dipandangnya wajah nan indah itu. Kemudian, satu ciuman singkat dia lakukan di bibir perempuannya.
"Tak akan aku biarkan seorangpun memilikimu sayang" ucapnya lirih di telinga Sinta.
"Dan aku akan memberikan lebih dari itu" lanjutnya.
"Maksudnya ?" tanya Sinta tak mengerti.
"Aku akan berikan seluruh jiwa ragaku dan isi hatiku hanya untukmu dan kamu juga harus membalasnya dengan memberikan aku anak-anak yang lucu sebagai pewarisku" Sinta merona dengan ucapan Rangga.
"Bagaimana Mersinta Gihantina"
"Baiklah, kalau itu maumu, akan aku berikan keturunan sebanyak-banyaknya untukmu calom suamiku" ucap Sinta mantap. Mereka kemudian saling berpelukan di atas perahu tengah danau ini. Pemandangan sekeliling danau dengan banyaknya pepohonan dan hamparan rumput hijau serta kemicaunya burung menambah suasana romantis ini.
*****