Love and Miss
  • Reads 1,008
  • Votes 131
  • Parts 4
  • Reads 1,008
  • Votes 131
  • Parts 4
Ongoing, First published Apr 29, 2016
I don't care about Taz
Pair: Kristao (Kris x Tao)
WARNING: Fic hasil catutan dari berbagai sumber, alur acak-acakan, penuh flashback, little sho-ai, yaoi, boyxboy
xxx
GAK SUKA GAK USAH BACA!
Fic ini dibuat hanya untuk kepuasan dan kesenangan Author semata!
Summary : Perjuangan Tao untuk mendapatkan hati Kris namja yang dingin dan bayang-  bayang cinta pertama Kris.  yang tidak dapat dilupakan Kris. Mampukah Tao untuk menaklukan sang pujaan hati yang masih diabayagi cinta pertamanya ?
All Rights Reserved
Sign up to add Love and Miss to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
BABY CHANIE cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Fiction -sungjake✔ cover
antagonis wife [PO] cover
The Best Of Miracle cover
Little Dumplings cover
Rafa [End💗] cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover

Dosa Ku

76 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.