Saat itu kebahagiaan sedang terpampang di hadapanku, tidak ada keinginanku menatap ke arah lain. Seperti seekor kuda yang dipakaikan kaca mata, arah yang bisa dilihatnya hanya arah di depannya. Tapi, takdir itu memaksaku menatap ke arah lain. Melemparkanku dalam kesadaran bahwa dunia ini tidak hanya dipenuhi dengan kebahagiaan, keceriaan dan kenyamanan. Sebuah kesadaran usang mengingat keburukan dan bencana banyak berserakan di sekitar kehidupan manusia.
Waktu kehidupanku seketika berhenti. Semua harapan, cita-cita dan mimpi tidak lagi memiliki arti. Aku bahkan rela menukarkan semua itu asalkan ini hanyalah sebuah mimpi. Sayangnya ini bukanlah mimpi.
Aku lumpuh, aku tidak berdaya. Seperti sebuah bendungan yang jebol, air mata ini tidak kuasa kutahan. Melunturkan warna-warni keceriaan dalam hidupku, melumerkan bongkahan kebahagiaan di kehidupanku, menenggelamkanku dari pelampung kenyamanan yang selama ini membuaiku.
"Kenapa harus dia, Ya Allah. Kenapa?"
"Memangnya siapa kamu?! Berani-beraninya mempertanyakan keputusan Tuhanmu!" hati nuraniku memarahiku.
"Aku mencintainya!" aku berteriak lantang.
"Sebesar apa? Sebesar cinta Tuhannya kepadanya?"
Aku tersungkur, aku menangis. "Aku hanya ingin membahagiakannya."
"Berapa lama kamu sanggup membahagiakannya? 50 tahun? 100 tahun? Tuhannya sanggup memberinya kebahagiaan selama-lamanya."
Tangisku semakin keras.
"Kamu tahu ini pasti akan terjadi. Semua manusia tahu ini pasti akan terjadi. Lalu apa sebenarnya yang sedang kamu tangisi? Dirinya atau dirimu?"
Ya Allah,
Ijinkan aku tetap mencintainya,
Ijinkan aku tetap menyimpan kenangan bersamanya,
Ijinkan aku . . . . . .
Dari titik ini, aku tahu hidupku akan berubah. Semua hal dalam hidupku akan memiliki arti dan definisi baru. Orang barat menyebut ini sebagai The Power of Lost. Aku lebih suka menyebutnya, Kesadaran Diri.
(Menulis biasanya akan membuat saya merasa tenang, tapi tidak untuk yang satu ini. Kenapa? Ijinkan itu tetap menjadi milik saya.)
BUKAN BEBEK SAMA BEBEK 👍🏻
But brothership, YOU PAHAM??
Coba kamu bayangin lagi enak-enak nya tidur, tiba-tiba Lo di hempaskan bukan di hempaskan ke lantai, tapi ke raga orang lain ALTA JAYENDRA BIMANTARA yang bertransmigrasi ke tubuh seorang pemuda yang selalu di bully karena penampilan yang cupu, bahkan keluarga tak pernah menganggapnya ada, dia seperti bayangan di malam hari, dia adalah DEVANANTA ALTA ABIMANYU.
⚠️ TERINSPIRASI BOLEH PLAGIAT JANGAN LAH ANJING !!! ⚠️