"Aku jancuk yang itu, yang mengangkang gagah menggantang. Aku jancuk yang njancuki, yang hanya mengizinkan penis besar bersarang di lubang anusku. Aku jancuk yang sedang mencari jati diri, atau mungkin mencari penis yang mampu memuaskan hasratku. Karena sebenarnya orang-orang di sekitarku tidak cukup njancuk untuk mengintimidasi kehidupanku yang sudah berantakan ini. Aku... sampah, cuk! Jancuk!" . Nb : Banyak kata-kata kasar, bahasa rada filosofis (?) *ngah!, konflik berantakan, carut-marut, es degan, gorengan, dan... Jangan harap bisa menemukan uke unyu gembira di sini! Homo kayak biasanya.