Bukan hal mudah untuk melupakan rasa sayang yang teramat dalam.
Asya sangat payah dalam hal tersebut, melupakan perasaannya sendiri.
Ketika dulu ia diperjuangkan.
Ketika perasaannya dibangkitkan.
Ketika luka-luka di dalam hatinya disembuhkan.
Dan ketika ia di buat bahagia kembali dengan senyuman.
Sekarang, seseorang yang membuatnya bahagia kembali. Telah pergi.
Meninggalkannya, setelah rasa sayang yang baru hinggap menemani.
Asya sadar, Afta sudah pergi.
Asya sadar, bahwa ia terlambat untuk membalas perasaan Afta.
Asya sangat terlambat, untuk menyayangi Afta.
Asya tau ia sangat terlambat, hingga membuat Afta menunggu dan pergi.
Asya kecewa pada dirinya sendiri.
Afta kecewa dengannya. Itu yang Asya tau sekarang
Tapi tidak meurut Xael.
Asya tidak salah, Asya hanya masih takut.
Takut jatuh untuk kesekian kalinya.
Takut karena masa lalunya.
Hingga Asya masih memilih untuk sendiri.
"Ahhhh pelan pelan sayang "
"Mommy kenapa apa ini menyakiti mommy "
"Engga sayang teruskan saja"
"pelan pelan sayang jangan kuat kuat "
"Ahhhhh sayang ia ituhh"
"Ahh mommy ternyata benar ngentot itu sangat enak mom"