Misterius Kamar Hotel Ke-13
  • Leituras 424
  • Votos 17
  • Capítulos 3
  • Leituras 424
  • Votos 17
  • Capítulos 3
Concluído, Primeira publicação em mai 08, 2016
Maduro
Pada waktu itu seorang bapak pengusaha besar tidur dan menginap di kamar itu. Tidak ada yang memberi tahu ku jika ada seorang pengusaha tidur dan menginap di kamar itu. Kami memberi tahu bahwa seharusnya dia tidak tidur dikamar itu. Aku meminta karyawan ku memberi tahukan hal itu. Dia mengetuk pintu itu. Tuk.... Tuk.... Tuk.... "Permisi pak, aku disuruh majikan ku untuk meminta bapak pindah ke kamar sebelah. Katanya ada sesuatu yg membuat bapak tidak boleh tidur dan menginap di kamar ini" kata karyawan ku. "Sesuatu apa yang bermasalah pada kamar ini? Kamar ini sangat bagus dan nyaman ku tinggali aku juga tidak tidur dan menginap disini untuk waktu yg lama sebentar lagi aku akan meninggalkan hotel ini. Dan aku kan yang membayar tagihan hotel ini mengapa kamu melarang ku untuk tidur dan menginap disini?" kata pengusaha itu. "Maaf pak, bukan itu maksud ku. Aku hanya diminta majikan ku untuk meminta bapak pindah ke kamar sebelah. Hanya itu saja yang diminta majikan ku" sahut karyawan ku.
Todos os Direitos Reservados
Inscreva-se para adicionar Misterius Kamar Hotel Ke-13 à sua biblioteca e receber atualizações
ou
Diretrizes de Conteúdo
Talvez você também goste
CEO Itu Naksir Gue?! | Drarry, de vv_yaaw09
4 capítulos Em andamento
Gue udah kerja di PT Malfoy Corp ini hampir lima tahun. Dari mulai nyapu lantai, buang sampah, sampai bikin kopi buat para petinggi perusahaan, semuanya gue lakuin dengan hati yang... yah, biasa aja sih. Bukan yang sepenuh hati banget, tapi juga bukan yang males-malesan. Hidup gue tenang, santai, nggak ada drama. Sampai hari sial itu datang. Gue lagi bawa nampan kopi buat meeting besar di ruang CEO. Semuanya masih aman terkendali, sampai tiba-tiba gue kepleset karena kabel charger yang menjulur di lantai. Dalam hitungan detik, kopi panas di tangan gue terlempar ke udara dan brak! Tumpah tepat di jas mahal warna abu-abu milik Mr. Draco Malfoy. Lo tau nggak siapa Mr. Draco? Dia bukan cuma CEO PT Malfoy Corp, tapi juga the coldest boss ever. Wajahnya flat, suaranya tajem, dan sikapnya? Jangan ditanya. Dia tuh tipe bos yang nggak ragu buat fire karyawan hanya karena kesalahan kecil. Bahkan, dia punya aturan absurd di perusahaan ini: "No Office Romance" alias karyawan dilarang keras pacaran sama rekan kerja. Dan sekarang? Gue baru aja bikin baju doi basah kuyup. Gue langsung membeku di tempat, otak gue nge-freeze, tangan gemetar sambil masih megang nampan kosong. Semua orang di ruangan juga pada diem. Bahkan, Pak Antoni dari divisi keuangan yang biasanya nggak pernah bisa diem pun tiba-tiba jadi patung lilin. Mata abu-abu tajem milik Mr. Draco langsung ngelock ke gue. "Potter." Suaranya rendah, tapi bikin bulu kuduk gue berdiri. "What. The. Hell." Gue otomatis refleks nunduk dalam-dalam. "S-sorry, Mr. Draco. Gue nggak sengaja, sumpah! Kabelnya-" "Keluar." Gue nggak bisa ngelawan. Dengan kepala masih nunduk, gue langsung jalan mundur, keluar dari ruangan sambil nahan napas. Tapi sebelum pintu ketutup, gue sempat ngeliat ekspresi Mr. Draco yang... aneh. Bukan marah, tapi lebih ke... mikirin sesuatu. Dan di hari itu, gue nggak tau kalau insiden kopi ini bakal ngerubah hidup gue selamanya.
aqidah cinta, de nurwidia01
19 capítulos Em andamento
Seorang gadis bar-bar yang di nikahi secara rahasia oleh Gus nya di pesantren "Ya Allah perempuan itu berhasil membuat saya tertarik padanya, jika dia memang jodoh saya tolong permudah untuk kami bersatu" "Assalamualaikum, fiq"panggil umi Dijah "Waalaikumsalam warahmatullah, iya umi?"tanya Gus Syafiq "Ayo makan malam"ucap umi "Iyah"jawab Gus Syafiq Saat sampai di meja makan Gus Syafiq duduk di samping adiknya Selama makan tidak ada pembicaraan karna memang terbiasa seperti itu Setelah makan malam semuanya berkumpul di ruang tamu "Bi"panggil Gus Syafiq "Iyah, kenapa fiq?"tanya Abi "Abi Syafiq mencintai seseorang perempuan"ucap Gus Syafiq "Ya iyalah perempuan masa Iyah suka sama sesama cowok"ucap Gus Kahfi memecah ketegangan Semuanya tertawa mendengar penuturan Gus Kahfi "Bagus itu siapa fiq"tanya Abi Hasyim "Kaira"jawab Gus Syafiq menunduk "Kaira, kamar mahabah dua?"tanya umi Dijah Gus Syafiq mengangguk "Kok bisa pas gitu yah mi"ucap Abi "Pas gimana bi?"tanya Gus Syafiq "Abi sama umi rencananya mau kenalin kamu saya anaknya temen Abi, kamu tau kan Jendra?, itu ayahnya kaira"ucap Abi "Iya Syafiq tau, om Jendra yang waktu itu jenguk Syafiq di rumah sakit kan?" "Iya"jawab Abi "Kapan mau kerumahnya le?"tanya umi "Lebih cepat lebih baik"timbal Gus Kahfi "Bener itu yang di bilang adekmu"ucap Abi "Insyaallah besok bi"jawab Gus Syafiq "Weh cepet banget"ucap Gus Kahfi "Katanya lebih cepat lebih baik"ucap Gus Syafiq "Terserah mas aja lah"jawab Gus Kahfi Baca cerita yukk di jamin seru
Sadness, de lilflot
21 capítulos Concluído Maduro
Aira menatap kearah jam dinding kamarnya, ini sudah jam 1 malam pikirnya. Sudah terlalu lama Aira menatap layar komputernya menyelesaikan tugasnya. Matanya sudah lumayan berat. Ia memutuskan untuk menghentikan kegiatannya. Aira itulah nama yang diberikan orangtuaku sejak aku kecil. Kedua orangtuaku mengharapkan jika nanti aku sudah tumbuh dewasa kelak menjadi orang yang sangat disegani oleh setiap orang. Namun harapan kedua orangtuaku pupus ditengah jalan. Ketika aku menginjak usia 12 tahun kedua orangtuaku meningggalkanku akibat kecelakaan pesawat. Mau tidak mau aku harus mandiri dan tinggal ditempat omaku yang super bawel. Tapi dengan sikap kebawelannya itu membuatku sangat rindu padanya. Setelah aku tamat SMA aku memutuskan untuk tinggal dikota jauh dari omaku yaitu kota Denhaag, Belanda. Aku asli orang medan dan dibesarkan dimedan pula. Tetapi pada saat aku lulus SMA aku mendapatkan beasiswa dari sekolahku untuk melanjutkan pendidikanku di Belanda. Sudah tiga tahun aku tinggal dikota ini. Kota yang sangat menyenangkan. Sendiri meniti karier. Bekerja sambil kuliah disalah satu café yang sangat dikenal dikota ini "Hancook Café" itu lah nama Café yang sangat terkenal disini. Aku termasuk orang yang beruntung bagaimana tidak sudah kuliah dengan beasiswa dan kerja pula ditempat yang sangat terkenal disini. Untung saja café tempat aku bekerja tidak terlalu jauh dari tempat kostanku. Jika banyak tugas kuliah aku bisa mengerjakannya sambilan ditempat kerjaku.
Talvez você também goste
Slide 1 of 10
CEO Itu Naksir Gue?! | Drarry cover
Steal Your Heart  (END) cover
aqidah cinta cover
WORKAHOLIC _ TAEKOOK ( End ) cover
KAMAR 13 ll malam tampa henti  cover
Everything is Fine (END) cover
my lovely husband (Tamat) cover
Deviations  cover
Sadness cover
MARRIED || sungjake  cover

CEO Itu Naksir Gue?! | Drarry

4 capítulos Em andamento

Gue udah kerja di PT Malfoy Corp ini hampir lima tahun. Dari mulai nyapu lantai, buang sampah, sampai bikin kopi buat para petinggi perusahaan, semuanya gue lakuin dengan hati yang... yah, biasa aja sih. Bukan yang sepenuh hati banget, tapi juga bukan yang males-malesan. Hidup gue tenang, santai, nggak ada drama. Sampai hari sial itu datang. Gue lagi bawa nampan kopi buat meeting besar di ruang CEO. Semuanya masih aman terkendali, sampai tiba-tiba gue kepleset karena kabel charger yang menjulur di lantai. Dalam hitungan detik, kopi panas di tangan gue terlempar ke udara dan brak! Tumpah tepat di jas mahal warna abu-abu milik Mr. Draco Malfoy. Lo tau nggak siapa Mr. Draco? Dia bukan cuma CEO PT Malfoy Corp, tapi juga the coldest boss ever. Wajahnya flat, suaranya tajem, dan sikapnya? Jangan ditanya. Dia tuh tipe bos yang nggak ragu buat fire karyawan hanya karena kesalahan kecil. Bahkan, dia punya aturan absurd di perusahaan ini: "No Office Romance" alias karyawan dilarang keras pacaran sama rekan kerja. Dan sekarang? Gue baru aja bikin baju doi basah kuyup. Gue langsung membeku di tempat, otak gue nge-freeze, tangan gemetar sambil masih megang nampan kosong. Semua orang di ruangan juga pada diem. Bahkan, Pak Antoni dari divisi keuangan yang biasanya nggak pernah bisa diem pun tiba-tiba jadi patung lilin. Mata abu-abu tajem milik Mr. Draco langsung ngelock ke gue. "Potter." Suaranya rendah, tapi bikin bulu kuduk gue berdiri. "What. The. Hell." Gue otomatis refleks nunduk dalam-dalam. "S-sorry, Mr. Draco. Gue nggak sengaja, sumpah! Kabelnya-" "Keluar." Gue nggak bisa ngelawan. Dengan kepala masih nunduk, gue langsung jalan mundur, keluar dari ruangan sambil nahan napas. Tapi sebelum pintu ketutup, gue sempat ngeliat ekspresi Mr. Draco yang... aneh. Bukan marah, tapi lebih ke... mikirin sesuatu. Dan di hari itu, gue nggak tau kalau insiden kopi ini bakal ngerubah hidup gue selamanya.