"Fariz," wanita berkerudung itu menghampiri Fariz, lelaki berkacamata yang sedari tadi duduk termenung melihat anak-anak bermain sepak bola di tanah lapang.
"Ada apa, Sal?" Fariz menoleh, dan tanpa perintah wanita itu duduk di sebelahnya.
"Aku lihat kau sebenarnya berpendidikan. Punya potensi di segala bidang. Pembangunan, orasi, wirausaha, apapun itu. Tapi kenapa kau memilih menjadi relawan di desa terpencil?" Tanya wanita itu, bagai reporter bertanya kepada narasumbernya.
Dengan menopang wajah dengan dada dan senyum yang dilebarkan, dia berkata, "aku hanya tak ingin melihat mereka, anak-anak itu, dan desa ini, bahkan negara ini tertinggal dari teman sebayanya di bumi ini. Mungkin aku hanya menjadi sedikit helium dan kau hidrogen, namun jika keduanya diperbanyak akan membuat matahari? Matahari baru yang menerangi bangsa dan dunia," dan mempersilahkan pipi wanita itu memerah. Tersipu.
[Terinspirasi dari Lentera Indonesia di NET.]
mengkisahkan seorang gadis remaja bernama Amelia Kanaya yang bertransmigrasi ke dunia novel yang pernah ia baca.
ia bertransmigrasi menjadi tokoh antagonis yang bernama Araya Kamelia, dibenci oleh anak-anaknya sendiri dan mati ditangan anaknya sendiri.
mampukah Amelia mengubah nasib Araya agar tetap hidup?
gas baca yuk!!