"Aku tahu jika dirimu bukanlah sebagian dari darah daging keluargaku. Entah mengapa, aku begitu menyayangimu" Gadis berhijab hitam pada seorang gadis yang begitu disayanginya.
¤You are My Sister¤
Nampaknya hujan deras kini membanjiri kampung halaman gadis berhijab hitam. Sebuah gadget sederhana yang dipegangnya begitu erat dan ditemani beberapa obrolan kecil dalam jejaring sosial, cukup menghangatkan suasana malam ini.
Lama berchatting ria dengan teman dunia mayanya, kini gadis berhijab hitam hanya bisa menatap kosong langit-langit kamarnya. Dengan balutan cat warna putih yang semakin membuat dirinya terhanyut dalam sebuah hayalan.
Mengingat sebuah janji yang disepakati antara dirinya dan gadis bertubuh tinggi yang berprawakan tomboy tersebut, ia merasa bahwa dirinya telah bersalah.
'Siapa yang harus aku salahkan ? kakak yang datang sore hari atau karena waktu yang benar-benar tak mengijinkan kita untuk bertemu sejenak ?' Ucap gadis berhijab hitam dalam hatinya.
Tak ingin rasanya jika ia harus pulang ke rumah sebelum bertemu dengan gadis yang sudah membuat janji bersamanya.
Selama diperjalanan, sempat gadis berhijab hitam meneteskan cairan bening di sudut-sudut mata belonya. Namun, semua itu ia tahan dengan berat hati. Apa jadinya jika ia menangis dalam sebuah Angkutan Kota. Orang lain yang melihatnya akan beranggapan bahwa gadis berhijab hitam sedang di landa putus cinta. Tentu saja semua itu tak ingin terjadi pada dirinya.
Gadis berhijab hitam hanya bisa mengalihkan obrolannya dengan seorang gadis yang disayanginya melalui jejaring sosial. Mulai dari obrolan hati-hati di jalan sampai ke obrolan pandai memasak air dan mie instant. Suasana berubah begitu saja. Kini gadis berhijab hitam tak lagi merasakan kesedihan dalam hatinya. Akan tetapi, ia merasa jika di sudut mata belo kanannya terasa sakit dan berat. Rasa itu ia abaikan begitu saja. Gadis berhijab hitam hanya menganggap karena dirinya lelah dan mengantuk.