The Seducer
  • Reads 177
  • Votes 11
  • Parts 1
  • Reads 177
  • Votes 11
  • Parts 1
Ongoing, First published May 19, 2016
Pertama kali aku melihatnya ketika aku mengikuti sesi foto dan pemberian tanda tangan sebelum race motoGP dimulai. Sebenarnya aku sangat malas mengikuti sesi ini, aku lebih suka menghabiskan waktu menjelang race dengan menyendiri. Namun aku juga tak bisa egois apabila pihak team menginginkan aku untuk mengikuti sesi ini.
Semuanya berjalan lancar sampai seorang gadis yang aku tak tahu berasal dari mana tiba di depanku. Dengan sigap aku membubuhkan tanda tanganku di poster yang telah disediakan pihak penyelenggara, namun entah ceroboh atau apa gadis itu malah tersandung dan tubuhnya menimpaku.
Tak hanya sampai disitu, posisi jatuhnya entah mengapa sampai wajahnya menimpa wajahku. Bibirnya jatuh tepat diatas bibirku, sejenak aku kehilangan orientasi begitu juga dia yang kelihatan shock.
Suara tepukan yang riuh mendaratkan aku kembali ke dunia nyata. Tak ayal para reporter membidik kejadian memalukan itu berkali-kali. Setelahnya foto tersebut menjadi viral di internet. Terimakasih Nona, kau membuatku menjadi trending topik dunia!
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add The Seducer to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
Fiction -sungjake✔ cover
After Graduation cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Little Dumplings cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
The Qonsequences cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.