ALMOST

ketika kita hanya mampu melepaskan, tapi tidak mampu mengikhlaskan
.
.
.

PROLOG
Almost? Hampir? Ya hampir saja aku mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin bisa aku dapatkan. Membayangkan bisa mendapatkan apa yang aku mau dengan sangat mudah. tapi itu sangat tidak mungkin bukan? Ya, aku tahu dan kalian semua juga pasti sudah tahu bahwa butuh proses untuk mendapatkan apa yang kita mau. dan siapa yang menyangka untuk ku proses itu akan baru dimulai dari sekarang.....

"selamat pagi Ara..." seorang gadis menyapaku seperti biasanya dan aku hanya memberikan seulas senyum padanya. Ya, dia adalah teman baik ku Adel, dia selalu mengizinkan ku untuk diam dan bisa mendapatkan ide didalam café nya. Menurutku tempat inilah inspirasiku,disini aku bisa menulis dan membuat cerita dengan tenang dan nyaman dan aku sangat menyukai tempat ini.
Seperti biasa gadis itu hanya menjawab dengan senyuman nya, gadis yang selalu duduk di tempat terpojok dalam café ku ini, kalian akan mengenalnya sekarang dia adalah Araline tapi semua orang yang mengenalnya lebih memilih memanggil Ara. Ara adalah gadis yang ceria menurutku, ia memiliki ambisi menjadi penulis terkenal dan sekarang ia baru saja akan memulainya dan aku yakin ia akan menjadi apa yang ia inginkan dengan semua cerita yang ia miliki.
Disisi lain disebuah tempat latihan anggar terdapat dua lelaki yang saling memainkan pedangnya dengan lugas. Mereka adalah alvino dan Nathan. alvino seorang senior sedangkan Nathan seorang junior. Dan salah satu dari mereka sedang memperjuangkan agar bisa mengikuti perlombaan di eropa.
"alvino kuharap kau bisa berdampingan dengan Nathan nanti dalam perlombaan dan untuk mu nathan bersungguh sungguhlah agar kau bisa mewujudkan mimpimu" seorang pelatih mereka memberikan kata kata itu dan sebenarnya salah satu dari mereka sama sekali tidak suka dengan kata kata itu.