Di suatu sore, purnama ketiga tahun ini, Ilyas duduk seorang diri menatap cakrawala yang menyajikan senja penuh jingga. Di atas lantai teratas gedung berlantai 4 itu, Ilyas duduk penuh sunyi ditemani semilir angin yang berhembus manja. Begitu nikmatnya.
Ilyas yang baru saja menyiram bunga di halamanya, di datangi Fahd yang memintanya untuk menemaninya berburu senja untuk project bulanan dari club fotografinya di sekolah. Ilyas pun mengiyakan ajakan sahabatnya itu, walaupun artinya Fahd akan asik sendiri, membiarkan Ilyas duduk melamun mengamati senja sore itu, menunggu ia selesai.
" Langitnya cantik yah, Yas " Kata Fahd yang akhirnya menghampiri Ilyas.
" He'em " jawab Ilyas seadaanya.
" Aku suka senja. Senja itu selalu romantis " Kata Fahd tersenyum seakan mengulang kembali kenanganya bersama senja.
" Masa sih ? " Tanya Ilyas tanpa sedikitpun menoleh ke arah Fahd.
" Iyah. Liat aja suasananya. Damai, langitnya indah, anginya juga pas. Ahhh, bikin rileks. " Fahd meluruskan tanganya keatas, mencoba merenggangkan tubuhnya.
" Tapi semua semu " Jawab Ilyas datar.
" Hem ? Maksud kamu ? " Fahd bingung dengan jawaban sahabatnya itu.
" Aku benci senja. Senja itu egois. Pergi seenaknya setelah memberi begitu banyak kebahagiaan dan keindahan seperti ini. Pada akhirnya hanya gelap pada malam yang di selimuti sepi. Keindahanya semu. Harapanya juga semu dan yang paling memuakkan adalah ia akan mengulangnya untuk besok, besoknya lagi, besoknya lagi, lagi, lagi lagi. Apa yang bagus dari itu ? Harapan palsu. "
Hening. Fahd tercengang mendegar pendapat Ilyas yang terus menatap lurus kearah senja. Suara Adzan Maghrib memecah keheningan antara Fahd dan Ilyas.
" Yuk pulang. Udah selesai kan ? " Tanya Ilyas.
" Kampret. Kamu dingin banget. Kamu habis di apaain sama Senja ? " Kata Fahd yang masih kaget.
" Apaan sih. Hahaha. Pulang ah. " Ilyas berjalan meninggalkan Fahd..
⚠️WARNING. THIS BOOK CONSIDERED FOR 19+. PLEASE BE WISE!
_____
Blurb :
Gabriella Aphrodite Ciero, Orang-orang terdekatnya sering memanggilnya Gabbie. Selain suka kucing dan memasak gadis itu juga suka memperhatikan sahabat Kakaknya, Ares Lucian Mateo. Gabbie tidak pernah tidak terpesona dengan ketampanan dan karisma pria itu. Tapi sayangnya pria itu tak begitu memperhatikannya dan hanya menganggapnya sebagai adik dari sahabatnya.
Hingga akhirnya malam itu terjadi. Malam yang tidak akan pernah Gabbie lupakan.