Seorang malaikat? Aku bahkan tak pernah percaya bahwa malaikat itu ada. Oh, mungkin ada, malaikat pencabut nyawa, yaitu aku. Aku seorang pria penuh dosa dengan tanganku yang sudah banyak merenggut banyak nyawa. Aku bukan seorang pembunuh, namun pekerjaan ini mengharuskanku untuk melenyapkan banyak nyawa. Aku hidup dibesarkan dengan cara yang kasar, ayahku memaksaku untuk menjadi nomor satu dan yang terdepan dari anak-anak seusia diriku. Mulai dari berlatih bela diri, menunggang kuda, berkendara dengan kecepatan tinggi, bahkan berlatih menembak. Semua hal yang dilakukan oleh seorang anak laki-laki semuanya harus bisa kulakukan. Karena aku harus bisa melindungi diriku sendiri. Sampai suatu hari aku menemukan diriku tersadar dalam dekapan seorang gadis bergaun cokelat dengan punggungnya bersimbah darah. Aku tahu bahwa ia adalah malaikatku. Karena saat itu aku terjatuh dari lantai tiga belas gedung apartement tidak mati, tidak cacat bahkan tanpa luka sedikitpun