Sepanas Matahari
  • Reads 3,210
  • Votes 22
  • Parts 4
  • Reads 3,210
  • Votes 22
  • Parts 4
Ongoing, First published Jun 03, 2016
Wajah rupawan bagai malaikat serta senyum bak bidadari, Dokgo Mate memiliki pesona terlalu menyilaukan bak Matahari sehingga mudah baginya menggaet wanita manapun yg ia mau sekedar melepas hasrat ataupun mengambil keuntungan dari mereka

Gadis manis nan polos Kim Botong, bak bunga matahari yg hanya menatap Mate cinta pertamanya, tetangganya,dan juga anak sahabat ibunya,mengikutinya  sejak remaja seperti peliharaan setia dan melakukan apapun untuknya..seperti budak..
Kepolosan itupun perlahan terkoyak ketika Mate melihat pesona pada diri Botong yang kemudian mewujudkan semua fantasi erotis terliarnya


--------
cerita ini untuk 18 tahun keatas
Penulis tidak bertanggung jawab jika pembaca di bawah umur bersikeras membacanya
All Rights Reserved
Sign up to add Sepanas Matahari to your library and receive updates
or
#175ecchi
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover
Rafa [End💗] cover
BABY CHANIE cover
antagonis wife [TERBIT] cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.