Kembalinya Sang Pendekar Rajawali
Judul Asli : Sin Tiaw Hiap Lu
Oleh Chin Yung Ebook :
Dewi KZ Musim rontok, nona Kanglam petik teratai di pinggir sungai, Lengan baju sempit,
kun-nya enteng melambai-lambai, Sepasang gelang emas, lapat-lapat kelihatan. Bayangan
muka (atas air), memetik bunga, bunga laksana muka, Hati tergoncang ibarat getaran tali
tetabuan tjeng, Di tikungan Sungai Keecio, gelombang badai datangnya terlambat, Halimun
tebal, asap enteng berterbangan, Tapi si dia yang ditunggu, tak juga muncul kelihatan.
Suara nyanyian lapat-lapat membikin ingat 'tu kejadian. Ketika di gili-gili Kanglam
dengan sedih berpisahan.
Demikianlah sajak "Kupu-kupu rindukan bunga" yang dibuat oleh penyair kenamaan zaman
Pak Song (Song Utara), Ouwyang Siu. Ia lukiskan pemandangan selagi seorang gadis
Kanglam memetik teratai, dengan hanya menggunakan enam puluh huruf Tionghoa. Akan
tetapi, dengan enam puluh huruf itu, ia berhasil melukiskan musimnya, tempatnya,
pemandangannya, parasnya sang nona, pakaiannya, perhiasannya dan perasaannya, semuanya
dilukiskan dengan indah sekali seperti cuma dapat dilukiskan oleh seorang penyair
besar.
Ouwyang Siu tinggal lama di Kanglam, sehingga ia mengetahui benar keadaan di daerah
itu. Musim semi dengan pohon yangliu-nya, musim panas dengan buah engtoh-nya dan musim
rontok dengan gadis-gadisnya yang memetik buah teratai, adalah pemandangan istimewa
dari Kanglam yang indah permai.