The Arinka Code(Fairywoodpaperink)
  • Reads 6,203
  • Votes 374
  • Parts 1
  • Reads 6,203
  • Votes 374
  • Parts 1
Complete, First published Jun 08, 2016
Ini fanfic ya, karena suka banget sama Secangkir Kopi dan Pencakar Langit, Past,Present and Repeat, dan Jejak yang ditulis mbak Fairywoodpaperink. Sudah baca ketiganya loh.

Mumpung ada event buat nulis fanficnya dengan tokoh utama mas Radhi dan Arinka, jadi ikut aja.

Ancur-ancur biarlah, ini terinspirasi dari novel-novel Dan Brown yang lagi demen saya baca. Sekarang lagi baca Lost Symbol ^^
All Rights Reserved
Sign up to add The Arinka Code(Fairywoodpaperink) to your library and receive updates
or
#2fairywoodpaperink
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
Little Dumplings cover
LANA [Sudah Terbit] cover
Fiction -sungjake✔ cover
Kisah Tak Sempurna cover
Rafa  cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Please Her Boss (Completed) cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.