polaroid tanpa warna [ ENHYPEN ]
26 parts Ongoing "Kebahagiaan dalam satu bingkai tidak selalu berarti semua orang di dalamnya tersenyum tulus."
Alvano Rizky Pratama-atau yang biasa dipanggil Vano-adalah anak bungsu dari keluarga Pratama. Ia tumbuh dalam rumah besar yang terlihat sempurna dari luar, tapi sunyi dan dingin di dalamnya. Keberadaan Vano nyaris seperti bayangan: ada, tapi sering tak dianggap. Kakak-kakaknya sibuk dengan dunia masing-masing, orang tua yang lebih mementingkan citra, dan ruang keluarga yang tak lagi terasa seperti rumah.
Vano suka mengambil gambar menggunakan kamera polaroid peninggalan neneknya-satu-satunya cara untuk menyimpan kenangan yang mungkin akan hilang selamanya. Karena sejak setahun lalu, ia diam-diam menyimpan satu rahasia besar: kanker darah stadium akhir yang perlahan-lahan merenggutnya.
Ia tak ingin membuat orang lain khawatir. Ia hanya ingin dikenang-meski hanya sebagai siluet dalam foto yang mungkin akan dilupakan.
Di antara dinding yang bisu dan potret-potret palsu keluarga bahagia, Vano mulai merekam kebersamaan yang tak pernah ia dapatkan secara utuh. Foto demi foto ia simpan dalam kotak kecil, berharap suatu hari, ketika ia tak ada, keluarga itu akan melihat kembali-dan menyadari bahwa mereka pernah memiliki seseorang yang sangat mencintai mereka dalam diam.
Namun waktu tak pernah menunggu. Saat kebenaran perlahan terungkap, luka lama muncul kembali, dan setiap anggota keluarga harus memilih: membuka hati atau kehilangan segalanya untuk selamanya.