Hold On

Aku kira kamu 'Matahari' ternyata kamu 'Pelangi'
Fatamorgana.
Ilusi.
.
.

TERSANDUNG.

Holly shit!!! Kenapa aku seceroboh ini?! Teman-temanku masih belum beranjak dari tempatnya dan melihat kearahku dengan tatapan bingung. Rasanya aku igin tenggelam sekarang juga.

"Kalo jalan liat sekitar lo, apa susahnya, sih? Kaki lo bisa tambah cidera tau nggak? Kalo nggak bisa jalan nanti lo nangis kejer."

Deg.

Oh Tuhan. Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padanya? Raka membantuku berdiri. Serasa berada didalam adegan drama, seolah waktu diperlambat saat aku menatap matannya. Manis.

*pletak

"Jangan ke ge-er an. Gue cuma kasian liat lo."

Jedeeeerrr

Seperti tersambar petir disiang bolong. Hatiku mencelos mendengar kata terakhir setelah Raka menjitak kepalaku--menyadarkan ku dari lamunan.

"A-ah y-ya, thanks."

Rasanya seperti terbang kelangit ketujuh lalu dihempaskan begitu saja menuju dasar paling dalam saat dia begitu baik membantuku lalu dihempaskan dengan kenyataan bahwa dia hanya kasihan kepadaku. Raka, kamu hebat
.
.

Menunggumu adalah kegiatanku sehari - hari. Sakitnya hati ini adalah sarapanku sehari - hari. Kapankah aku bisa mendapatkan kebahagiaan ini? Kapankah kebersamaan kita menjadi kegiatanku sehari - hari? Kapankah cintamu bisa menjadi sarapanku sehari - hari? Walaupun kau tak pernah menganggapku ada, namun aku akan tetap menunggumu. Menunggu cintamu untukku.

---HOLD ON---

P.S: Alur lambat