Moonshine
  • Reads 24,049
  • Votes 1,911
  • Parts 9
  • Reads 24,049
  • Votes 1,911
  • Parts 9
Complete, First published Jun 13, 2016
Mature
[COMPLETE] "Aku belum cukup mengenalnya, aku pun tak pernah memikirkannya. Jadi, bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya, bahwa perasaanku dan perasaannya tidak berada di garis yang sama."

P.s: Fanfiction ini terinspirasi dari novel Andai Kau Tahu karya Dahlian dan After School Club karya Orizuka.
[!] Ending chapter, for FOLLOWERS ONLY.

Update Everyday
Authored by Megan
Copyright © 2014
All Rights Reserved
Sign up to add Moonshine to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
When the Stars are Tired by messylittlecat
18 parts Ongoing
"Beberapa orang mencari tempat untuk tinggal. Beberapa yang lain, mencari alasan untuk bertahan hidup." Di kota yang tidak pernah benar-benar tidur, di antara bangunan yang dibangun dari ambisi dan jalanan yang tak pernah mengizinkan langkah berhenti terlalu lama, ada dua jiwa yang terus berjalan-bukan karena tahu arah, tapi karena tak tahu bagaimana berhenti. Prawira Dirja Kartasasmita, seorang pria yang tumbuh terlalu cepat, terlalu sunyi, terlalu terbiasa membungkam isi hati demi memenuhi ekspektasi yang tak pernah cukup. Ia hidup dalam dunia yang menuntut ketegasan tanpa jeda, di mana keberhasilan adalah mata uang, dan kelembutan dianggap kelemahan. Bahkan jiwa yang paling terlatih pun, pada akhirnya, bisa lelah juga. Rania Dwijaswari Atmadja, seorang perempuan yang dibesarkan dengan cinta yang tulus tapi juga beban tak terlihat. Anak tunggal yang belajar menjadi dewasa sebelum waktunya, yang selalu tahu cara merawat luka orang lain, namun sering lupa bertanya apakah dirinya baik-baik saja. Ia tidak sedang mencari cinta-ia hanya ingin tahu apakah ada seseorang di luar sana yang akan tinggal, ketika ia berhenti menjadi kuat. Mereka bertemu bukan karena takdir yang megah, tetapi karena kebetulan yang bahkan terlalu kecil untuk disebut istimewa. Di sebuah kafe kecil yang tak pernah benar-benar ramai, mereka mulai duduk dalam diam yang bisa dipahami. Tidak ada janji, tidak ada rencana. Ini bukan kisah tentang jatuh cinta dalam sekejap. Ini adalah kisah tentang dua orang yang sama-sama letih, sama-sama mencoba untuk pulang-meski tak tahu apakah mereka cukup layak untuk tinggal. Akhirnya, seperti semua hal yang berharga dalam hidup, perjalanan mereka dimulai bukan dengan kepastian... melainkan dengan keberanian untuk tetap duduk, meski pintu selalu terbuka untuk pergi.
You may also like
Slide 1 of 10
When the Stars are Tired cover
Almost Between Us (Completed) cover
Blueprints of the Heart || Kim Sunoo cover
Heartless or Heartfelt cover
Spring to Summer cover
Anak Mafia - Mark Jung cover
Ashen side of Sumatra cover
Serena'de cover
JASPER and their boyfriend's cover
S2: After Engagement  cover

When the Stars are Tired

18 parts Ongoing

"Beberapa orang mencari tempat untuk tinggal. Beberapa yang lain, mencari alasan untuk bertahan hidup." Di kota yang tidak pernah benar-benar tidur, di antara bangunan yang dibangun dari ambisi dan jalanan yang tak pernah mengizinkan langkah berhenti terlalu lama, ada dua jiwa yang terus berjalan-bukan karena tahu arah, tapi karena tak tahu bagaimana berhenti. Prawira Dirja Kartasasmita, seorang pria yang tumbuh terlalu cepat, terlalu sunyi, terlalu terbiasa membungkam isi hati demi memenuhi ekspektasi yang tak pernah cukup. Ia hidup dalam dunia yang menuntut ketegasan tanpa jeda, di mana keberhasilan adalah mata uang, dan kelembutan dianggap kelemahan. Bahkan jiwa yang paling terlatih pun, pada akhirnya, bisa lelah juga. Rania Dwijaswari Atmadja, seorang perempuan yang dibesarkan dengan cinta yang tulus tapi juga beban tak terlihat. Anak tunggal yang belajar menjadi dewasa sebelum waktunya, yang selalu tahu cara merawat luka orang lain, namun sering lupa bertanya apakah dirinya baik-baik saja. Ia tidak sedang mencari cinta-ia hanya ingin tahu apakah ada seseorang di luar sana yang akan tinggal, ketika ia berhenti menjadi kuat. Mereka bertemu bukan karena takdir yang megah, tetapi karena kebetulan yang bahkan terlalu kecil untuk disebut istimewa. Di sebuah kafe kecil yang tak pernah benar-benar ramai, mereka mulai duduk dalam diam yang bisa dipahami. Tidak ada janji, tidak ada rencana. Ini bukan kisah tentang jatuh cinta dalam sekejap. Ini adalah kisah tentang dua orang yang sama-sama letih, sama-sama mencoba untuk pulang-meski tak tahu apakah mereka cukup layak untuk tinggal. Akhirnya, seperti semua hal yang berharga dalam hidup, perjalanan mereka dimulai bukan dengan kepastian... melainkan dengan keberanian untuk tetap duduk, meski pintu selalu terbuka untuk pergi.