Zionathan Adiwidya Benjamin, menjadi Kepala Sekolah di SMA Anak Bangsa dalam usia yang sangat muda. Siswa dan perempuan di luar sana lebih memberikan slogan pada Nathan 'sexy, free, and single.' Gea Violin Arumesta, memploklamirkan dirinya bahwa ia menyukai Nathan dan akan membuat gurunya itu jatuh cinta padanya. Bagi Zionathan, itu tidak masuk akal. Guru dan murid. Pemisah yang jelas di antara mereka. "Sekarang saya memang murid Bapak. Tapi beberapa bulan lagi kita bukan guru dan murid." Lebih tidak masuk akal lagi ketika Zionathan mulai perhatian pada Gea. Semua terwujud. Jangan lupakan Evelin, seorang aktifis lingkungan. Terlalu lama di lapangan membuat dia lupa jatuh cinta dan kemudian datang dengan penegasannya. "Aku hanya menegaskan hatiku. Kamu tidak perlu menjawabnya. Aku menyukaimu." Nathan pikir inilah bagian tidak masuk akal dalam hidupnya ketika ia berkata pada Evelin, "Kamu perempuan yang membuatku berpikir ulang kepada siapa aku jatuh." Jelas sudah, Gea kalah. Ia harus menyerah dan pergi. Nathan meminta hal yang mustahil kepadanya, langit maupun bumi. "Bilang pada Langit, aku membutuhkannya." "Mencintaimu ternyata harus seperti ini. Jangan bercanda! Tidak bisa, aku menyerah. Cari saja langit yang lain, agar kamu bisa bersinar lagi." Zionathan membuat Gea pergi, membuat Langitnya pergi. - Mengeja Langit, Are Li. ****** Bijaklah dalam membaca!