"Kau akan pergi ke mana, Alice?" "Cukup dengan semua keingin-tahuanmu, yang aku butuhkan ialah kepastian dari dirimu, Bayrn." "Tapi, salahkah aku mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?" Dia berpaling, berusaha menahan amarahnya. "Bukan salahmu. Caramulah yang salah. Kau tahu aku tertekan." "Aku harus bagaimana, Al?" Wanita itu terdiam. Memikirkan sebaris kalimat yang seharusnya dia ucapkan sejak pertama kali ia merasa bahwa, "aku mencintaimu, terimalah kenyataan pahit itu." Bayrn membeku. Sampai tidak menyadari wanita di hadapannya itu mulai menangis karenanya. ● Read my second story^^ [WARNING! DILARANG MENJIPLAK KARYA ORANG LAIN! CERITA INI (CURIOSITY) HANYA ADA DI AKUN @FNSTYLES]