"Shit, mata gue salah. Jelas itu bukan dia! ia janji ga bakal bohong lagi! Enggak! Ini pasti cuma mirip" ucap seorang gadis bermata biru berambut panjang dengan air mata yang tak terbendung lagi. Sambil terus menyakinkan dirinya bahwa apa yang dilihatnya hanya halusinasi belaka. "You know? Terkadang bukan karena kebohongan kita membenci sesesorang, tapi karena sedih menerima kenyataan bahwa ia tak bisa lagi kita percaya" ucap seorang laki laki dengan nada dingin nya yang khas. Entah dari mana dia datang aku tidak tahu. Badanku kaku, lidah ku kelu dan kepalaku rasanya berat untuk menoleh. Dia langsung menarikku ke dalam pelukannya. Aku merasa menjadi orang yang sangat tidak berdaya sekarang. Bagaimana bisa orang itu dengan mudahnya memporak porandakan hidupku dalam satu kedipan mata? "Kemarin dia buat gue ngerasa begitu istimewa. Tapi sekarang, dia bikin gue ngerasa sama sekali gak diinginkan?" Ujar gadis bermata biru itu dengan berlinang air mata. "Gak selalu yang menurut lo itu baik adalah baik. Dan gak semua yang meurut lo itu buruk akan selalu buruk" Mendengar hal itu, gadis bermata biru itu hanya dapat menumpahkan kesedihannya dan air matanya di dada bidang pria itu.