Tetes embun terakhit jatuh perlahan seiring fajar menyapa dedaunan, sisa purnama telah tenggelam membawa bayangan malam. Udara yang diam begitu indah menghindari bola matahari dengan kemuningan sinarnya.
Mereka adalah dua angin dari musim yang berbeda, pernah bertemu di satu simpang langit, menari sebentar, lalu terbawa arah yang tak lagi saling tahu. Seperti kabut, indah dalam sekejap, lalu buyar sebelum sempat disentuh. Mereka hadir tanpa rencana, menghilang tanpa alasan. Tak ada badai, tak ada hujan deras. Hanya perpisahan yang datang seperti embun: diam-diam menghilang saat pagi menyala.