Asih dilahirkan untuk menjadi pembenci. Membenci Indonesia yang semakin melambai di 2066, membenci Ikang Rumano, si presiden teranyar yang paling keji dan paling nge-bob sepanjang masa. Lalu, membenci Igor Yang Jay, si pria rupawan asal Tiongkok-India yang tak pernah berhenti bercermin dan memangsa wanita-wanita kaya. Lalu ..., membenci keluarganya sendiri.
Namun, tak pernah seujung tahi kuku sekalipun dalam pikiran Yasin bahwa akan ada hari dimana keluarganya akan tiada. Dibantai, oleh entah siapa, entah bersembunyi dimana. Namun, sosok itu begitu jelas. Meniupkan udara kebencian, penuh tipu daya, bahwa Asih adalah pelakunya!
Lalu, bagaimana kisah Asih yang menjadi buron? Kabur ke Papua Merdeka bersama Igor-si-tukang-ngaca? Berhasilkah ia? Dengan identitas barunya?
Atau ... ia malah tersesat?
Terseret ke dalam literatur politik Ikang Rumano yang kelam?
Entahlah, yang jelas ia harus bertemu dengan Elang, si prajurit ganteng yang sangat berhasrat ..., membunuhnya.
Mulanya, maksud Miura Nara menerima pernyataan cinta berondong tengil yang terus mengganggunya, adalah untuk membuatnya kapok. Dia sudah menyiapkan 1001 tingkah menyebalkan yang akan ditunjukkan selama masa uji coba berpacaran. Dengan begitu, berondong menyebalkan berstatus pacar magang itu memilih pergi meninggalkannya.
Sialnya, ini tidak semudah yang Miura kira. Terlebih saat dia harus tinggal satu atap bersama pacar berondongnya dengan hormon belum stabil alias sangean.
Miura Nara dalam masalah baru yang lebih besar dari sekadar Askara Tarachandra Manggala.