Angin berhembus kencang seperti menusuk tulang-tulangku. lirik demi lirik yang aku nikmati kian meresap ke dalam jantungku. Membuatku larut dalam kesedihan yang paling dalam. Oh Tuhan, Hidupku seakan tak ada gunanya lagi, disaat aku kehilangan tongkat untuk berjalan, kehilangan lampu untuk menerangi jalanku. Ibu, wanita yang aku kagumi kini telah kembali padaMU. Mengapa secepat itu?apa salahku? Aku menghabiskan hari-hariku dengan sesuatu yang tak ada artinya. Tanpa ibu. Amarah, kesal, kecewa, sedih ku nikmati semua secara perlahan. Goresan kesedihan yang tak pernah ku sangka akan terjadi. Seandainya aku bisa menguras lautan hingga kering, tak apa. Akan kulakukan, demi untuk kembalinya ibuku. Kadang, aku marah padaMU. Mengapa?harta terindah di dalam hidupku, kau ambil secepat ini? Sekarang apa yang harus aku lakukan? Hidupku sungguh tak ada gunanya. Air mata yang aku berikan, tidak akan pernah cukup untuk menerima kepergian ibuku. Bu, aku rindu.